Lebaran 1434 ini saya tidak mudik (lagi) ke jogja, tapi lebaran tanpa mudik kali ini berbeda. ini kali pertama saya berlebaran dengan ditemani istri (cieee ). sebenernya cukup sedih juga tidak bisa mudik baik ke jogja maupun ke palembag, kampung halaman istri. tapi apa boleh buat ada banyak alasan yang membuat kami tidak mudik, dari pada diratapi mending di nikmati.
hari pertama hari raya kami habiskan menjamu tamu dan juga berkunjung ke rumah teman, lumayan dari pada manyun di rumah (kos). untuk mengisi libur lebaran akhirnya diputuskan untuk jalan-jalan bersama istri dan dan dua orang kawan. Ubud menjadi destinasi jalan-jalan kami. rencana awal sebernya perjalan ingin di lanjutkan hingga daerah Bedugul bahkan kalau sanggup Singaraja tapi sayang cuaca tidak memberi restu, awan kelabu menggantung dan perlahan tumpahkan gerimis halus.
|
|
|
|
|
|
|
|
sampai di Ubud, gerimispun perlahan turun. Ubud dikala gerimis memang menyenangkan, hawanya membawa nuansa santai yang sederhana. pemberhentian pertama kami adalah sebuah tempat makan yang memang menjadi favorit kami, tapi ini kali pertama istri saya menjajalnya. warung makan yang terltak di jalan raya Ubud bersebrangan dengan Naka gallery ini menyediakan makanan indonesia tanpa campuran MSG, kebanyakan menunya cocok buat vegetarian. Igelanca warung yang sangat unik, tata letak dan rancangan ruangnya serasa makan di rumah piring dan gelasnya pun terkesan rumahan dan klasik. meja makan di hiasai bunga krisan liar berwarna kuning yang di letakan dalam botol kaca bekas minuman bervitamin, di tembonya dihiasi photo, sketsa, piring dan nampan jadul. lantainya dari tegel lawas menambah suasana rumahan.
saya dan seorang kawan memesan telur ala igelanca ( sebenarnya ini adalah poached egg in fresh tomatto sauce with toast dan ini menjadi favorit saya di igelanca), istri saya memesan bakmi godhig jawa vegetarian (pas menemani hujan di ubud) dan seorang kawan lagi memesan ikan acar kuning ( sepintas mirip makanan khas kalimantan dan bangka). hidangan sampai dimeja kami dan langsung disantap, sembari menikmati gerimis halus di luar sana. cukup lama kami siggah di igelanca, kami beranjak tepat ketika gerimis mulai reda dan teh hangat kami sudah habis. tujuan berikutnya adalah Coffee Studio Seniman.
sampai di Coffee Studio Seniman ternyata cukup penuh dengan pengunjung dan sekali lagi gerimis halus turun. akhirnya kami mendapat tempat di sudut berbagi meja dengan pengunjung lain. berhubung sudanh kenyang jadi kami putuskan sekedar menghirup kopi untuk menemani obrolan-obrolan kami di tempat yang desainnya sangat menarik ini. yang mencuri perhatian saya adalah rockchair atau kursi goyang yang tersebar di beberapa meja, ternyata kursi goyang terbut adalah kursi plastik biasa yang sering kita jumpai di warung-warung namun di modifikasi sehingga terlihat unik.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
pesanan kami datang, dan tak kalah uniknya dari kursi goyang adalah bagai mana Coffee Studio Seniman menyajikan pesanan kami. saya Dan seorang kawan memesan Affogato Dan Coffee Latte. pesanan kami datang satu set dengan air putih dalam gelas dari botol bir yang didaur ulang menjadi gelas, sepotong dadar gulung semuanya disusun rapi dalam nampan kecil bewarna cerah, sekilas bentuk nampan tersebut terlihat seperti parutan kelapa jaman dulu. bukannya memakai cangkir sperti awamnya coffee shop menyajikan minuman, disini affogato saya di sajikan dengan gelas yang sering saya lihgat di desa2 dan coffee latte kawansa di sajikan dengan gelas yang terbuat dari daur ulang botol selai. berhubung istri saya tidak begitu menyukai kopi , dia sekedar memesan with chocolate and pecans cake disajikan diatas piring yang terbuat dari botol bekas, begitu juga botol air putih juga trerbuat dari botol bekas yang di sulap menjadi botol yang cantik. tak salah kalo nama tempat ini adalah Coffee Studio Seniman, karena seluruh element tempat ini seolah di mendapat sentuhan seniman.
|
|
Di lantai bawah tempat kasir berada menjadi semacam showroom kecil menjajakan beberapa varian kopi hasil roasting mereka sendiri dan juga piring gelas yang dibuat dari bahan daur ulang dan tak hanya itu ada pernak-pernik lain di jual disini.
di tengah menikmati kopi dua orang kawan datang dan ikut bergabung dalam obrolan hangat di tengah sejuk Ubud hingga sore hari. Berhubung sudah sore dan gerimis juga sudah berhenti makan sudah saatnya kembali pulang. sebelum pulang kami sempatkan jalan memutar dulu, dan tak disangka kami melihat keramaian yang ternyata ada acara "tajen" atau adu ayam dan kami singgah sebentar karena penasaran. puas melihat tajen ( walau lebih tepatnya susah melihat karena ramai) kamipun benar2 meluncur pulang.
|
courtesy of Gilbert Yohannes Voerman ( https://www.facebook.com/gilbert.y.voerman )
|
Pada akhirnya berkumpul dan santai bersama orang2 yang menyenangkan memang cara yang bagus untuk mengabiskan waktu libur dan sejenak keluar dari rutinitas sekaligus pelipur lara tak bisa mudik seperti kebanyakan orang di hari lebaran,Dan tak lupa saya ingin ucapkan taqaballahu minna wa minkum minal aidzin wal faizin selamat hari raya Idul Fitri 1434 H mohon maaf lahir bathin.
No comments:
Post a Comment